Hay gan.. kenalkan namaku Alifani S N. Gw lahir di samarinda 4 Des 2003. Gw punya cita cita jadi seorang EDITOR. Saat ini gw skolah di SMK 15 SMD. Ini adalah crita pertama gw. Oke kalian baca aja yaa....
AKIBAT VLOG KE HUTAN
Sebenarnya aku masih bingung sama adek-adek ku. Kita terlahir dari rahim yang sama, tapi kenapa kebiasaan kita berbeda. Kalo adek aku yang kedua ini, entahlah.. aku bingung hobbynya apa? Adek aku yang kedua sama yang keempat ini suka banget tuh sama Korea sampe sampe kamarnya aja isinya korea semuaaa....hedeh aku bingung. Sampe gayanya aja ala-ala artis korea, mulai dari rambut baju, semua lah pokoknya. Nah...kalo adek aku yang ketiga ini paling suka sama yang namanya alam bebas, kalian bisa panggil dia Febdi. Aku paling suka ni sama adek aku yang satu ini, sejiwa aja gitu kalo dari hobby. Kalo si bungsu alias adek aku yang terakhir, dia paling beda ni gan...anaknya alim, soleh, rajin ngaji. Beda deh pokonya dari kita, ya mungkin efek dari anak terakhir kali ya, hahaha.
Tapi....dalam part kali ini aku cuma mau cerita tentang aku sama adek aku yang ke tiga. yokk...
“Febdiiiiiiiii.....” teriak ku memanggil dia.
“Apa sih?” sahut dia.
“Katanya mau ke hutan untuk flog kamu. Jadi gaa?”
“Oh iya kak, aku lupa. Hehehe”
“Udah cepat, mumpung kamera ku bagus. Jadi aku bisa cepat edit flog kamu.”
“Okayyy...ayooo”
Kami pun sampai di hutan yang lumayan luas, dan letaknya ga terlalu jau dari rumah.
“kak, hutannya seram juga ya”
“ya namanya juga hutan, tapi bagus buat flog kamu. Siapa tau banyak yang suka.”
“Siapp....” sahut Febdi dengan semangat
Setelah hampir 30 menit kita mengelilingi hutan, akhirnya kita dapat tempat yang bagus untuk buat flog. Tanpa buang-buang waktu, aku lagsung mengeluarkan kameraku dan Febdi mempersiapkan diri. Tapi....saat kita membuat flog, ada hal aneh yang tertangkap kamera. Yapp....sebuah bayangan putih yang lewat dibelakang Febdi. Awalnya aku kaget, tapi aku diam saja mungkin ini efek dari mata ku yang ngantuk. Ehhhh....ternyata adik ku juga melihat kalau ada bayangan putih yang lewat di belakang ku. Suasana pun menjadi semakin mengerikan, dan kita memutuskan untuk menghentikan flog dan pulang ke rumah. Saat mau pulang............DOORRRR, tiba-tiba ada pohon tumbang di blakang kita. Ya pasti kita kaget dan reflek langsung lari. Apalagi saat itu jam sudah menunjukkan pukul 10 malam.
“Ampun deh Feb, baru kali ini flog kamu seram banget”
“Iya kak, biasanya kita gapernah takut sampe gini. Apa mungkin penghuni hutan ini ga suka kalo kita buat flog di sini?”
Aku cuma bisa diam saat dia menannyakan itu. Lalu aku lakas mengajak dia pergi untuk mencari jalan keluar dari hutan itu. Hampir 2 jam kita memutari hutan itu, hutan itu serasa sebuah lingkaran yang tidak ada jalan keluar.
“kak, kita masuk lewat mana tadi. Perasaan kita udh mutarin tempat ini berkali kali deh. JANGAN-JANGAN.....”
BERSAMBUNG
“kak, kita masuk lewat mana tadi. Perasaan kita udh mutarin tempat ini berkali kali deh. JANGAN-JANGAN.....”
“KITA TERSESAT” sahut kita bersama-sama.
“Wah Feb, gimana ni kalo kita nyasar. Mana ini sudah malam lagi, mau minta tolong sama siapa lagi?
“Gimana ni.............(5 menit kemudian), telfon Fadil aja. Pasti dia bisa bantu. Kalo telfon kak Puan sama Nazwa pasti meraka ga dengar.”
“Iya betul, telfon Fadil aja...kalo Puan sama Nazwa sih gada harapan. Musik koreanya nyaringggg.....”
Aduh gada sinyal lagi...terpaksa waiting deh. Sekitar 15 menit kami nunggu baru ada sinyal. Aku pun langsung nelfon Fadil. KRINGGGGGG..........
“Assalamuallaikum kak, ada apa? Tanya Fadil
“Waalaikumsallam Dil, tolongin kami dong. Hutannya seram banget, terus kita udah mutar-mutar ga ketemu juga jalan keluar. Tolong yah...”
“Oke kak, tapi.....TUTUTUTUTUT(tiba-tiba telfon mereka terputus)”
Halo halo Dil, yahhh.....mati lagi
“HAH !..apanya yang mati kak?” tanya Febdi karna kaget
“Ini loh, telfonnya mati. Padal kakak belum selesai bicara”
“Oh, di kira......ah sudah lah lupain aja. Hehehe.”
Aku masih bingung knp telfonnya bisa mati, jaringan ada, tapi....tadi batrai ku masih 90%, knp sekarang jadi 0%. Sepertinya ada yang aneh?”aneh apa kak” gapapa deh, ayok kita jalan lagi siapa tau ada jalan keluar “iya kak”
Waktu kita jalan, Febdi ngeliat ada rumah gubuk”sepertinya sudah tidak terpakai” dia mengajak ku ke sana. Saat kita di rumah gubuk itu.....”HAHHH.....”
“Feb, ini rumah gubuk siapa? Kok ini rumah aneh banget...maka tadi kita liat rumah ini seperti sudah tidak terpakai.”
“Iya kak...dari luar rumahnhya kumuh banget. Tapi ternyata???
BERSAMBUNG
“Iya kak...dari luar rumahnhya kumuh banget. Tapi ternyata???
“Di dalam nya bagus banget... ada tv, kulkas, lemari, kasur. Kok bisa lengkap gini ya? Terus ada makanannya lagi, masih hangat makanannya.”
“Iya kak. Tapi kan ga mungkin. Terus masakan ini siapa yg buat? Tuh coba liat! ADA KOLAM RENANG NYA...WOWW...”
“Bentar deh. Sepertinya ada yang aneh ni. Kalo memang ini rumah ada penghuninya, dimana penghuninya?”
“Iya, kok aku jadi bingung ya, ini sebenarnya hutan apa? Pertama kita gabisa keluar dari hutan, terus hp kk mati, habis itu kita nemu rumah ini. Makin aneh aja?”
“Udah kita harus berfikiran positif aja. Untuk sementara kita istirahat di sini aja. Tapi?Fadil mana ya kok sampe sekarang belum kasih bantuan juga?”
“Iya kak, biasanya dia mengunakan mata batinnya untuk melihat. Kan ga mungkin, kalo dia ga tau. Tapi ya kak, biasanya kalo kita minta bantuan, dia 5 menit lagsung datang tanpa kita kasih tau kita ada di mana. Tapi knp ya sekarang kok dia belum datang. Apa jangan-jangan mata batinnya gabisa membaca kalo kita ada di hutan ini?soalnya kan hutan ini aneh banget kak?”
“Udh feb, aku ga tau. Mending kita istirahat terus besok pagi kita lanjut`in perjalanan.”
BERSAMBUNG
“Udh feb, aku ga tau. Mending kita istirahat terus besok pagi kita lanjut`in perjalanan.”
Di satu sisi Fadil sedang berusaha mencari tau keberadaan kakaknya. “tumben?? knp kali ini mata batin ku tidak bisa digunakan, Cuma ada bayangan hitam aja???? Padalah sebelumnya bisa.”keluh Fadil. Tanpa pikir panjang dia pun meminta bantuan kepada kakaknya yaitu Puan dan Nazwa. “kak...kak... kak nazwa, kak puan.....bangun dong. Kak Fani sma kak Febdi dalam bahaya.” Panggil Fadil membanguni kakak-kakaknya.
“Apa sih dil, ganggui orang tidur aja? Gatau apa ini sudah malam HAHH....NGANTUK NII...-_- ! sahut nazwa dengan ganas.
“Jangan marah-marah napa. Entar cepat tua loh.” Ejek fadil
“Hmm...ada apa sih? Kok malam-malam gini kamu bangunin kami?”
“Gini kak, malam ini kan kak Fani sama kak febdi lagi ke hutan untuk buat flog. Terus sekarang mereka nyasar ga bisa keluar dari hutan itu. Aku udh coba liat pake mata batin aku, tapi sia-sia aja kak. Aku gabisa liat apa apa di situ, Cuma aja bayangan hitam doang. Sepertinya hutan itu ada penjaganya, terus di lindungi sihir yang sangat kuat. Aku udh gatau lagi harus berbuat apa??karna kemampuan ku udah ga sanggup???” jelas Fadil panjang lebar kepada mereka.
“Hah...jadi mereka di hutan?”kaget puan.”terus sekarang dia gimana ya? Tapi aneh banget biasanya kamu bisa nolong siapa pun dengan mata batin kamu, kenapa kali ini ga bisa ya?apa jangan-jangan itu hutan keramat?”jawab Nazwa dengen ocehan mulut yang tak henti-henti. “udah deh gimana sekarng kalo kita hubungi polisi, minta bantuan sama mereka untuk menemukan mereka?usul Puan dengan bijak.
Hari semakin malam, dan penglihatan kami semakin buram. Saat perjalanan ke kantor polisi, perjalanan kami terhenti, GUBRAKKKK... Kami menabrak sebuat kucing hitam yang letaknya tidak jauh dari pemakaman umum. Aku dan kak Puan lagsung turun dan mencari kucing hitam itu. Sedangkan kak nazwa tetap berada di dalam mobil.
“Dil, kucingnya di mana? Kamu liat kan kalo tadi kita nabrak kucing!”
BERSAMBUNG
“Dil, kucingnya di mana? Kamu liat kan kalo tadi kita nabrak kucing!”
“Iya kak aku liat...saat tertabrak kucingnya teriak dengan sangat jelas, nyaring lagi. Tapi kucingnya di mana?coba kita cari di pinggir jalan, siapa tau kucingnya terlempar ke sana?”
“udah deh dil, kucingnya ga ada. Mending kita lanjut aja ke kantor polisi.”. Saat hendak melanjutkan perjalanan Fadil mendengar seperti ada orang yang meminta pertolongan. “kak, dengar ga? Ada suara orang minta tolong”. “ahh dil, kamu tidak usah nakut-nakutin. Ingat ini malam Jum’at, mana ini udah jam 12 lagi.”. Kak puan tidak mendengar apa yang aku katakan karna takut. Sekitar 30 menit kita baru sampai di kantor polisi.
Tanpa buang waktu kami lagsung menceritakan kejadiannya. Polisi pun menerima laporan kami, akan tetapi polisi harus menunggu sampai besok. Jika mereka belum pulang sampai besok, polisi akan lagsung mencari mereka. Esok pun tiba, tapi mereka belum juga kembali. “sepertinya mereka memang sudah tidak bisa menemukan jalan keluar.”. Polisi pun langsung turun ke lapangan untuk mencari keberadaan mereka. 3 hari lamanya polisi menjari mereka, tapi belum ada kemajuan sama sekali. Polisi sudah menggunakan anjing pelacak, helikopter, dan perlengkapan lainnya. Tapi tidak ada tanda-tanda keberadaan mereka. Polisi pun pasrah untuk melanjutkan pencarian.
“Maaf mas, kami udah tidak sanggup untuk mencari mereka. Hutan ini sangat luas. Kami juga sudah mencari melalui helikopter, akan tetapi belum juga di temukan. Sekali lagi kami minta maaf.” Ujar pak polisi
Bagaimana ini? Polisi saja tidak bisa menemukan(keluh puan). “gimana kalo kita cari orang pintar saja? Pasti mereka bisa menolong kita” usul Nazwa. “betul juga tuh Naz, kebetula aku ada kenalan orang pintar dia jago banget”jawab Puan dengan lantang.
“Tapi....ah yasudah lah terserah kk aja. Tapi aku ga mau ikut-ikutan ya kalo dukun itu minta macem-macem” bantah Fadil
BERSAMBUNG
“Tapi....ah yasudah lah terserah kk aja. Tapi aku ga mau ikut-ikutan ya kalo dukun itu minta macem-macem” bantah Fadil
“iya iya...udah kita pulang dulu” ajak Nazwa
Saat perjalanan pulang kami ketemu dengan seorang kakek-kakek, kakek itu sangat aneh, dia berpakaian serba hitam dan membawa segumpal kain, entah lah apa isi kain itu. Kakek itu mendatangi kami dan menawarkan diri “nak, kalo kalian mau. Kakek bisa mengeluarkan mereka dari hutan ini. Asal kalian tau setiap orang yang masuk ke hutan ini tidak bisa keluar lagi. Hutan ini hutan keramat, dulu hutan ini di jadikan tempat untuk bersemedi para dukun. Gimana kalian mau tidak?”
“bentra ya kek, saya tanya sama adik saya dulu. Gimana Naz, Dil kalian setuju ga?”. Kalo Fadil sih terserah kk aja, tapi Fadil ga mau ikut-ikut soal dukun ini. “Naz, kamu gimana?” Gimana baiknya aja deh kak, aku juga takut soalnya.
“Yasudah kek, kami setuju.”
“Oke kalau gitu kakek persiapkan alatnya dulu.”
Kakek itu pun lagsung memantrai hutan itu, entah apa yang di baca dan apa yang di lemparkan. Yang jelas kakek itu membawa peralatan dupa. Perasaan Fadil mulai tidak enak, dia merasa kalau kakek ini meminta persyaratan akhir.
Di satu sisi Febdi dan Fani sedang berusaha mencari jalan keluar dari hutan itu. Dan tanpa hitungan jam mereka menemukan jalan keluar, dan jalan keluar yang mereka lalui adala pintu belakang dari rumah gubuk yang mereka tempati selama ini. Akhirnya.... selama kurang lebih 4 hari mereka tidak bertemu. Mereka di pertemuka lagi berkat kakek sakti itu. Mereka sangat bahagia karna bisa di pertemukan. Puan pun mengajak kakek sakti itu ke rumahnya “kek, sebagai ucapan terima kasih mau kah kakek berkunjung ke rumah kami”
“sebelum itu kakek ada 1 permintaan...” ujar kakek sakti
“Permintaan apa kek?” Tanya Puan dengan heran
“TUMBALL...BERIKAN KAKEK TUMBAL...” jawab kakek dengan suara yang menakutkan.
BERSAMBUNG
“TUMBALL...BERIKAN KAKEK TUMBAL...” jawab kakek dengan suara yang menakutkan.
“HAH TUMBAL..bukanya tadi kakek bilang kalo tidak ada persyaratan.”
“Kakek kan bilang tidak ada persyaratan di awal, tapi...ada persyaratan di akhir. BERIKAN KAKEK TUMBAL ATAU....(sambil mengeluarkan golok dan mengarahkannya ke kita kami) setelah itu sang kakek tiba-tiba menghilang.
“Kak ini knp bisa jadi begini. Siapa kakek itu, knp mereka mengancam kita?”tanya Febdi kepada Puan. “ceritanya panjang, nanti di rumah kk ceritain.”. Kami pun lagsung pulang dan memikirkan apa yang di maksud kakek itu. “TUMBAL???” tumbal apa yang di inginkan kakek itu?
“kan sudah aku bilang, kakek itu ga mungkin bantu kita tanpa persyaratan. Dibilangi ngeyel sih!” ujar Fadil dengan nada kesal.
“Tunggu dulu, sebenarnya kalian ngelakuin apa untuk nyelamatin kami di hutan? Jujur...Kakak mau kalian jujur, terus siapa kakek tua itu???KENAPA DIA NGANCAM KITA?TERUS MINTA TUMBAL GITU. HAH JUJUR....!!!” tanya Fani kepada Puan, Nazwa dan Fadil.
Puan pun menjalaskan semua kejadian itu. Fani pun seketika langsung memarahi mereka. “Kalian kenapa gunakan dukun? Apa kalian sudah tidak punya tuhan! Kita semua masih punya Allah. Kenapa kalian manggil dukun???JAWAB...”. Semua terdiam dan menunduk karna menyesal. Ternyata Febdi juga merasa kesal, untungnya Febdi orang yang sabar, dan dia membari pengertian kepada kakak dan adiknya “Iya..kenapa sih kalian pake dukun gitu. Orang tua kita kan ga pernah ngajarin gitu. Sesusah apa pun keadaan kita, tapi Allah pasti bantu kita. Sudah mending kita serahkan semuanya sama Allah. Kita minta perlindungan sama Allah semoga kakek itu ga jadiin kita tumbal” ujar Febdi dengan bijak.
Setelah kejadian ini mereka hidup bersama dengan bahagia. Saat Nazwa sedang menyapu di halaman rumah. Tiba- tiba TARRRRRR........... ada sebuah batu besar yang di lemparkan ke jendela rumah mereka. Mereka semua langsung keluar rumah untuk mencari orang yang melempar batu itu. Tapi...tak seorangpun dari mereka berhasil menemukannya. Setelah batu itu di ambil, ternyata......??????
BERSAMBUNG
Setelah batu itu di ambil, ternyata......??????Ada sebuah kertas yang berlumur darah dan ada sebuah silet kecil yang di selipkan. Dan kertas itu berisi ancama CEPAT SEDIAKAN SAYA TUMBAL...JIKA TIDAK SILET KECIL INI AKAN BERUBAH MENJADI SEBUAH GOLOK DAN MELAYANG KE KEPALA KALIAN.
Mereka mengira kakek itu sudah lupa dan membiarkan mereka hidup bahagia. Tapi justru kakek itu malah kembali dan meminnta tumbal. “Wan, sekarang kamu lapor polisi dan bawa barang bukti ini. Sebelum ada kejadian yang tidak diinginkan” perintah Fani. Puan dan Febdi langsung pergi ke kantor polisi. Karna panik Febdi tidak ingat kalau dia Cuma memakai celaka pendek, hahahha :v.
“Loh feb kamu yakin mau ke kantor polisi dengan pakaian separti itu?” tegur Fadil sambil menahan ketawa
Dengan wajah bingung, Febdi melihat dirinya sendiri dari atas sampai bawah, ternyata....wkwkwkwk. Febdi langsung lari ke dalam sambil menahan malu, hahaha:v. Maklum ya gan...Febdi orgnya agak pelupa gitu tapi aslinya dia anak pintar dan pemberani.
Saat di kantor polisi....omPol menannyakan ciri-ciri sang kakek. Puan pun memberi tau ciri-ciri kakek itu “kakek itu memakai baju hitam dengan sarung yang dililikan di pinggangnya, lalu kakek itu selalu membawa golok kemanapun dia pergi, tidak memakai alas kaki, rambutnya gondrong keriting kayak bola gitu...terus di atas rambutnya ada blangkon, terus kakek itu bawa tas selempang yang isinya peralatan dupa.” Jelas Puan kepada omPol. Setelah mendengar penjelasan dari Puan, omPol pun melihatkan sebuah foto...yang foto itu ternyata adalah foto kakek tua itu. Lalu omPol menjelaskan bahwa kakek itu adalah seorang......
BERSAMBUNG
Lalu omPol menjelaskan bahwa kakek itu adalah seorang......PASIEN RUMAH SAKIT JIWA. “Orang itu dulu adalah sebuah dukun, tapi karna dia mengalami kecelakaan dan koma hampir 1 tahun, jadi dia menjadi orang setengah waras.” Jelas omPol.
“HAH...jadi selama ini dia itu orang gila?” tanya Febdi karna kaget
“Iya..dan golok yang di bawanya hanya golok mainan yang diberikan pihak rumah sakit, dan sekarang orang itu kabur dari RSJ, maka dari itu pihak rumah sakit sedang mencarinya. Dan kami dari pihak kepolisian meminta tolong jika melihat kakek itu itu segera menghubungi kami/RSJ.”
“Tapi jika kakek itu kurang waras, knp dia mengancam kami?” tanya Puan
“Kakek itu memang suka mengancam, biasanya dia memberikan barang-barang yang mengerikan dan berhubungan dengan kematian.” Jawab omPol
“baiklah kalau begitu kami pamit. Tarima kasih atas informasinya. Dan nanti jika ada kabar kami akan beri tau.” Ujar Febdi sambil berpamitan kepada omPol. Sepanjang perjalanan mereka hanya tertawa dan tidak menyangka kalau kakek itu hanya seorang pasien rumah sakit jiwa. Sesampainya Puan dan Febdi di rumah, mereka menceritakan kepada saudara-saudaranya apa yang dikatakan omPol. Mereka semua tertawa bersama...hahha....
3 hari kemudian kakek itu pun kembali. Karna masih ingat kata omPol, Puan lagsung menghubungi pihak RSJ. Tanpa tunggu lama pihak RSJ pun datang dan membawa kakek itu. Akhirnya semua permasalahan yang mereka alami selesai, mereka hidup dengan bahagia dan saling mennyangi.
Pesan dalam part ini : Sesama keluarga harus saling mennyangi. Apa pun yang terjadi kita hanya boleh berdoa dan meminta tolongan kepada Allah, bukan kepada dukun. Dan dalam menghadapi masalah kita harus bersabar.
Kami memohon maaf jika ada nama/ gelar, tempat dan kejadian yang sama, karna semua itu tidak di sengaja. Sekian dulu ya gann cerita kita...sampai bertemu di Part 2...
Mohon maaf bila ada kesalahan.kata